TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Keberadaan teknologi No-Code yang dipaparkan pada konferensi Accelerate: No-Code Revolution Jumat (26/11/2021) lalu jadi perbincangan. Apa sebenarnya teknologi ini? Apakah ada pelatihan tersendiri bagi karyawan yang tidak punya background IT? Apa saja kendalanya?
Managing Director iSystem Asia Aina Neva Fiati yang jadi salah satu narasumber menuturkan, transformasi digital mengubah wajah industri. Namun dengan teknologi No-Code membuat setiap orang dapat terlibat peran di teknologi tanpa harus belajar coding yang rumit.
“Dengan teknologi No-Code, semua industri dengan berbagai latar belakang sumber daya akan akselerasi dengan cepat. Apalagi ditunjang oleh sumber daya manusia yang memiliki kemampuan agile dan sistem kerja atau software penunjang yang baik,” katanya.
Pembicara lainnya yang juga hadir adalah Bimo Prasetyo, Kepala Divisi QHSE dari PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. Bimo menuturkan, teknologi No-Code membuat pengambilan keputusan lebih cepat.
“Lebih cepat juga kita bisa memonitor hasil dan kualitasnya. Termasuk kita monitor keamanan atau safety,” imbuh Bimo.
Teknologi No-Code ini, atau yang secara harafiah disebut teknologi tanpa kode, dengan mampu menghadirkan sebuah solusi bagi para perusahaan untuk menciptakan aplikasi atau sistem bisnisnya sendiri yang berbasis digital.
Event Accelerate adalah acara tahunan yang sudah secara rutin diadakan semenjak 2017.
Accelerate tahun ini diadakan selama 16 hari, dalam 6 bahasa termasuk bahasa Indonesia.
Sebanyak 100 lebih pembicara dengan enam bahasa dan 200 pemimpin perusahaan hadir dalam konferensi Accelerate 2021 ini, termasuk Katherine Kostereva, CEO & Founder dari Creatio. Hadir juga Indar Wiguna sebagai Head of Technology dari iSystem Asia, Jordy Reynhard Arnaldo, sebagai Head of Creatio Technology dari iSystem Asia.
Source of Media: Tribun
Oleh : Choirul Arifin
Rabu, 1 Desember 2021